IBX5980432E7F390 Gedoran Depok, Sebuah Peristiwa Bersejarah Paska Proklamasi - Depok Netizen

Gedoran Depok, Sebuah Peristiwa Bersejarah Paska Proklamasi


Depok Netizen - Peristiwa Gedoran Depok terjadi pada 11 Oktober 1945 atau belum genap dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Banyak yang belum mengetahui banyak tentang peristiwa sejarah ini, selain tidak banyak literasinya, cakupan peristiwanya pun bersifat lokal dan tidak berpengaruh luas atau merembet ke wilayah lain.
Gedoran Depok, Sebuah Peristiwa Bersejarah Paska Proklamasi
Gedoran Depok, sebuah Peristiwa Bersejarah Paska Proklamasi
Gedoran Depok adalah peristiwa kelam sepanjang sejarah Depok. Pada peristiwa tersebut terjadi pembunuhan dan penjarahan atau perampokan. Setidaknya ada tiga sisi pandangan atau pendapat mengenai penyebab atau pemicu terjadinya peristiwa Gedoran Depok ini.
Perlu diketahui bahwa saat peristiwa Gedoran Depok terjadi, status sebagian wilayah Depok merupakan Republik Depok yang punya presiden sendiri.
Baca juga "Ternyata Depok Dahulunya Punya Presiden Sendiri"

Yang pertama yaitu dilatar belakangi oleh begitu lebarnya kesenjangan (gap) ekonomi yang terjadi antara masyarakat pribumi lokal dengan tuan-tuan tanah yang merupakan orang-orang keturunan 12 marga bekas budak Cornelis Chastelin. Para keturunan orang-orang 12 marga tersebut nenek moyang aslinya adalah orang-orang Indonesia dari berbagai daerah yang kemudian berkembang keturunannya dengan perkawinan kebanyakan antar golongan mereka sendiri atau dengan orang Belanda, Eropa dan Tionghoa. Kondisi ekonomi mereka yang tampak mewah sangat kontras dengan warga pribumi asli yang miskin. Selain itu, gaya hidup mereka juga dianggap ke-Belandaan seperti menggunakan bahasa Belanda dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang kemudian memunculkan istilah "Belanda Depok" kepada mereka sebagi olok-olok dan sindiran. Pada versi pertama ini, ada yang menganggap peristiwa Gedoran Depok sebagai sebuah "Revolusi Sosial".

Yang kedua yaitu akibat dari kabar gembira, gegap gempita dan pekik suara kemerdekaan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, tidak nampak gaungnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Depok. Warga Depok terutama orang-orang keturunan dari bekas 12 budak Cornelis Chastelin yang banyak bermukim di wilayah Depok Lama (sekarang Kelurahan Depok) dianggap dan dituduh tidak mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah yang memicu sentimen dan akhirnya terjadi penyerangan kepada mereka oleh ribuan orang yang mengaku sebagai laskar rakyat yang datang dari berbagai arah dan warga pribumi lokal pada 11 Oktober 1945. Peristiwa tersebut dikenal sebagai "Gedoran Depok". 

Pendapat ketiga adalah menganggap peristiwa Gedoran Depok terjadi karena didasari akumulasi dari kesenjangan ekonomi dan sosial yang terjadi selama bertahun-tahun kemudian mengalami puncaknya ketika gaung euforia Kemerdekaan Republik Indonesia tidak terjadi di wilayah Depok.

Ada beberapa kejadian atau peristiwa sebelum terjadinya Gedoran Depok, antara lain yaitu:
  • Pada tanggal 7 Oktober 1945 banyak orang-orang Eropa, orang-orang indo yang dekat dengan orang-orang keturunan 12 marga dicurigai sebagai kaki tangan Belanda sehingga mereka diboikot oleh penduduk warga pribumi dengan menghalang-halangi membeli kebutuhan sehari-hari. 
  • Pada tanggal 9 Oktober 1945 terjadi perampokan oleh sekelompok orang bersenjata bambu runcing terhadap lima keluarga yang disebut sebagai kaki tangan Belanda.
  • Pada tanggal 10 Oktober 1945 terjadi penjarahan oleh sekelompok gelandangan terhadap sebuah gudang koperasi tempat penyimpanan bahan pangan.
Begitulah sekelumit peristiwa Gedoran Depok, sebuah sejarah kelam yang pernah terjadi di Depok paska Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejarah kelam tidak harus diingat, tapi juga tak boleh dilupakan. Dari sebuah peristiwa pasti ada pembelajaran yang kita dapat.

0 Komentar Untuk "Gedoran Depok, Sebuah Peristiwa Bersejarah Paska Proklamasi"

Posting Komentar