Ternyata, Depok Dahulunya Punya Presiden sendiri
DepokNetizen | Wilayah Depok, dahulunya sebagian besar tanahnya merupakan tanah partikelir atau tanah milik swasta atau pribadi yang kebetulan dimiliki oleh Cornelis Chastelein, seorang saudagar kaya asal Belanda keturunan Perancis-Belanda. Selain mendapatkan tanah perkebunan di sekitar Srengseng Sawah (orang Belanda menyebutnya Siringsing) dan Cimanggis. Chastelein juga membeli tanah pada tahun 1696 dengan luas 12,44 km persegi yang sekarang berada di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
Kenapa wilayah yang kini merupakan bagian dari Kota Depok ini bisa punya presiden?. Ya, karena wilayah tersebut merupakan wilayah otonom dengan status setingkat republik di Hindia Belanda dan diakui oleh pemerintahan Hindia Belanda saat itu. Uniknya, jabatan presiden di sini bukan sebagai kepala negara melainkan sebagai kepala pemerintahan sipil. Selain itu, presiden disini tidak ada wakil dengan kata lain tidak ada jabatan wakil presiden. Pembentukan wilayah otonom oleh Pemerintah Hindia Belanda ini jauh setelah meninggalnya Cornelis Chastelein (28 Juni 1714) yaitu pada 14 Januari 1913 melalui revisi Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok.
Tugu 0 KM Depok RS Harapan Depok Pusat Pemerintahan |
Pusat pemerintahan Republik Depok ketika itu yaitu di gedung dengan Tugu Titik Nol (gedung ini pernah digunakan sebagai Rumah Sakit Harapan) di Jalan Pemuda, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Jalan Pemuda merupakan salah satu jalan yang masuk kawasan yang sering disebut orang sebagai kawasan "Depok Lama". Selain Jalan Pemuda, Kawasan Depok Lama lainnya yaitu Jalan Kartini, Jalan Mawar, Jalan Kenanga, Jalan Bungur, Jalan Dahlia, Jalan Cempaka, Jalan Melati, Jalan Siiwangi, Jalan Belimbing dll (masih termasuk wilayah Kelurahan Depok).
Wilayah Republik Depok ini didiami oleh para budak (dan keturunannya) yang dibebaskan Chastelein dan juga orang orang Belanda. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan "Kaum Depok"
Tercatat ada 4 (empat) orang yang menjabat Presiden Republik Depok dari tahun 1913 sampai dengan tahun 1952.
1. Gerrit Jonathans (1913 - 1921)
2. Martinus Laurens (1921 - 1930)
3. Leonardus Leander (1930 - 1949)
4. Johannes Matjis Jonathans (1949 - 1952)
Loh kenapa masih ada Presiden Republik Depok periode tahun 1930 hingga 1952, padahal Indonesia sudah memplokamirkan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945?
Aksi Gedoran Depok
Benar, Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945 namun tidak semua daerah atau wilayah salah satunya Depok, kemudian menyatakan bergabung ke dalam negara Republik Indonesia.
Pada 11 Oktober 1945, terjadi peristiwa yang disebut Aksi "Gedoran" di wilayah yang banyak dihuni "Kaum Depok". Mereka para "Kaum Depok" ini "diburu" dan diusir sehingga banyak lari ke daerah sekitar Bogor seperti daerah Kedunghalang.
Baca juga : Peristiwa Gedoran Depok
Akhir tahun 1949, "Kaum Depok" diperbolehkan kembali ke rumah masing masing oleh Pemerintah Republik Indonesia dan diberi dua pilihan: ikut Republik Indonesia atau kembali ke Belanda. Mayoritas banyak yang memilih ke Belanda.
Pada tanggal 04 Agustus 1952, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mencabut status otonomi Depok dan memasukkannya sebagai salah satu wilayah Republik Indonesia.
Source : dari berbagai sumber
0 Komentar Untuk "Ternyata, Depok Dahulunya Punya Presiden sendiri "
Posting Komentar